10 research outputs found

    PSIKOEDUKASI REMAJA: KETIKA PINTAR SAJA TIDAK CUKUP

    Get PDF
    Situasi pandemi turut memberikan dampak bagi remaja. Melalui kegiatan psikoedukasi terhadap remaja ini diharapkan dapat membantu remaja menggali kekuatan dan keterampilan yang bisa mereka terapkan dalam menyesuaikan diri dengan situasi pandemi. Kegiatan psikoedukasi ini membahas mengenai tantangan, kesempatan serta pilihan-pilihan yang dapat dilakukan remaja. Kegiatan dilakukan dalam bentuk seminar online dan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil. Materi seminar online mencakup bahan mengapa remaja adalah generasi yang harus diselamatkan serta hal-hal yang mempengaruhi kehidupan remaja, antara lain kecerdasan emosi, proses pengambilan keputusan, serta bagaimana remaja dapat menjadi individu yang membawa pengaruh positif. Dalam diskusi kelompok kecil dibahas mengenai kondisi kepuasan hidup partisipan saat ini, sumber daya yang mereka miliki agar mereka dapat menjadi tangguh. Dari hasil evaluasi, sebagian besar peserta memberikan respon yang positif terhadap kegiatan psikoedukasi ini dengan rata-rata tingkat kepuasan 90,38%. Saran sebaiknya melakukan kegiatan psikoedukasi dengan topik mengenai remaja kepada orangtua dan guru. Untuk remaja dapat diberikan kegiatan psikoedukasi dengan topik yang berbeda, seperti manajemen stres, keterampilan untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya, serta proses penerimaan diri sendiri, baik dari segi fisik, emosi dan sosial.    

    Hubungan antara Parenting Self-Efficacy dan Dukungan Sosial pada Ibu yang Mengalami Kekerasan Seksual di Masa Kanak-kanak Madya

    Get PDF
    Abstrak: Kekerasan seksual yang pernah dialami ibu pada masa kanak-kanak dapat berdampak negatif pada kehidupannya, terutama dalam menjalankan peran pengasuhan anak. Individu yang mengalami kekerasan seksual umumnya merasa kurang aman dan kurang mampu dalam mengendalikan lingkungannya.  Pada ibu, dampak psikologis ini berkaitan dengan keyakinan bahwa ia dapat memberikan pengasuhan yang baik untuk anak-anaknya, yang disebut dengan parenting self-efficacy. Dukungan sosial dibutuhkan untuk mengurangi dampak negatif dari pengalaman masa lalu tersebut. Tujuan penelitian ini untuk meneliti hubungan antara parenting self-efficacy dan dukungan sosial pada para ibu yang mengalami kekerasan seksual saat masa kanak-kanak. Penelitian ini menggunakan 36 pertanyaan Self-Efficacy for Parenting Tasks Index dan 40 pertanyaan Interpersonal Support Evaluation List untuk menguji korelasi antarkedua hal tersebut. Hasil tes korelasi menunjukkan hubungan yang signifikan antara parenting self-efficacy dan dukungan sosial pada para ibu yang mengalami kekerasan seksual pada masa kanak-kanak (r=0.709; p=0.000, L.o.S 0.01). Hasil menunjukkan bahwa para ibu yang mengalami kekerasan seksual masa kanak-kanak membutuhkan dukungan sosial berkelanjutan untuk dapat mengasuh anak-anaknya dengan parenting self-efficacy yang tinggi. Oleh karena itu, dukungan sosial bagi para ibu, penyintas kekerasan seksual, sangat penting karena berdampak pada masa depan penyintas tersebut dan juga individu lain yang dipengaruhi oleh penyintas tersebut. Kata kunci: ibu, parenting self-efficacy, kekerasan seksual masa kanak-kanak, dukungan sosial

    GAMBARAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA KOMUNIKASI ORANGTUA DI KAWASAN KUMUH JATINEGARA

    Get PDF
    This research aimed to describe the perception that adolescents had on their parents pattern of communication. This research was held in slum area of Jatinegara in DKI Jakarta. Total of 121 adolescents from 3 districts (Rawa Bunga, Cipinang Besar Selatan, Kampung Melayu) were present in the activities. While we discussed about parenting and communication skills between parents and their offsprings, we explored the perception that the adolescents have about their parents, especially about their communication pattern. This was a descriptive study that wished to explore the communication pattern and relation in family. We used survey method, including questioners for information gathering and implemented observation, interview and small group discussion. To analyze the data, we used descriptive statistical analysis technique and qualitative analysis. We found that in each of the district, the most of the adolescents felt proud of their parents (Rawa Bunga 53%; Kampung Melayu in morning session, 65%; Kampung Melayu in afternoon session, 27%; Cipinang Besar Selatan, 55%). Nevertheless, there were mixed emotion in their hope for their parents. Most of them felt angry to their parents. Some more felt that their parents were not nice enough, felt ashamed, unsignificant, confused and hoped to be understood. These findings suggested that there were still a lot of problems considering how parents communicate and interact with their children, especially their adolescent. Further research needed to be done and actions had to be implemented in order to create a healthy and fully functioning family in the slum area of Jatinegara

    PSIKOEDUKASIMENJADI ORANGTUA YANG CERDAS DAN KREATIF DI MASA PANDEMI

    Get PDF
    Orangtua seringkali bingung dalam memberikan pengasuhan yang tepat bagi anak mereka. Kegiatan psikoedukasi ini bertujuan untuk membekali orangtua agar dapat memahami perkembangan anak dan cara-cara praktis untuk mendidik anak secara kreatif di rumah.  Kegiatan dilakukan dalam bentuk seminar online atau webinar selama 2 jam yang diawali dengan pemberian pre-posttest dan survei kepuasan hidup untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana kehidupan orangtua saat ini. Materi kegiatan psikoedukasi meliputi kondisi pandemi saat ini yang dapat dilihat sebagai krisis atau kesempatan, keunikan anak, tahapan perkembangan anak, permasalahan mendasar anak, pengasuhan yang tepat sesuai dengan tahap perkembangan anak, bahasa kasih orangtua terhadap anak, serta keterampilan yang penting dimiliki dan kreativitas untuk beradaptasi dalam masa pandemi. Materi diberikan dalam bentuk presentasi dan video audio visual. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dari partisipan. Kegiatan ini diikuti oleh ayah dan ibu secara seimbang komposisinya serta calon orangtua yang belum menikah maupun memiliki anak. Dari hasil pre-posttest, terjadi perubahan walaupun tidak signifikan dari 74,5% ke 76,14%. Selain itu ditemukan bahwa tingkat kepuasan partisipan tinggi dengan rata-rata tingkat kepuasan 93,75%. Melihat antusiasme para partisipan, saran agar kegiatan psikoedukasi seperti ini dapat dilakukan secara berkala dengan berbagai topik yang berbeda serta ditujukan selain untuk orangtua, juga untuk guru dan pendidik agar lebih memahami perkembangan anak dan cara-cara kreatif dalam mendidik anak

    Building up Teacher’s Awareness about Burnout to Support Mental Health

    Get PDF
    Teacher’s job requirements are not only in teaching but also in social interaction and administrative tasks and various knowledge and other supporting skills. High job demands and the dynamic experiences that teachers need to accomplish everyday could make them prone to burnout. Teachers under the organization of Majelis Pendidikan Indonesia (MPK) had unique characteristics and challenges that made them prone to burnout. This psychoeducation was needed to achieve the aim of building knowledge about  burnout and all other aspects related to burnout. It was hoped that this knowledge could help teachers prevent the occurrence of burnout. With methods of presentations and online interactive discussion, the presenter discussed some of the things that can be done at an organizational level and individually. The comparison of the pre-test and post-test score showed an increase of understanding (the average of pretest score is 72.24 and posttest score is 77.67 of 100) of the materials around burnout and its aspects. Participants also gave positive feedback on an evaluation survey with 94% of the participants felt that they gained new knowledge and felt satisfied with the whole psychoeducation activities. For following up, it was suggested to include a method of small group discussion and included a practical manual about techniques for overcoming burnout for teachers. Furthermore,  the systemic intervention urge to be done to develop burnout intervention service flow becomes more comprehensive. &nbsp

    PENDEKATAN BERBASIS HAK ANAK UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PENDAMPING ANAK BERISIKO (CHILDREN-AT-RISK)

    Get PDF
    Anak berisiko (Children-at-risk) merupakan anak yang rentan dalam menjalani kehidupan karena anak tersebut berada dalam situasi khusus yang menyebabkannya tidak mendapatkan pemenuhan akan hak-haknya serta berada dalam situasi yang dapat mengancam perkembangan fisik maupun psikologisnya. Oleh sebab itu, anak berisiko membutuhkan pendampingan. Salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa adalah melalui pendampingan pada anak-anak bersituasi khusus melalui organisasi PENA (Pendampingan Anak). Para pendamping anak terutama anggota baru perlu dibekali dengan pemahaman akan hak-hak anak, karakteristik anak berisiko yang berada dalam situasi khusus, serta pembuatan program berdasarkan pendekatan berbasis hak, tidak hanya berbasis kebutuhan yang bersifat jangka pendek. Tujuannya agar mereka dapat memberikan pendampingan yang optimal. Kegiatan pembekalan ini telah berlangsung dengan hasil yang memuaskan dimana terjadi peningkatan skor pre-test (84.67%) menjadi post-test (88.2%). Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, para partisipan merasa bahwa materi yang disampaikan sangat berguna dalam pendampingan (94.78%), materi dapat dipahami dengan baik (91.64%) serta pembicara dapat menyampaikan materi dengan jelas dan menarik (91.79%). Saran sebaiknya dilakukan kegiatan tindak lanjut berupa latihan-latihan dalam pembuatan program berdasarkan hak anak, bukan hanya kebutuhan anak

    Program Intervensi Layanan Bimbingan Konseling melalui Kampanye Media Sosial Instagram untuk Siswa-siswi SMA X Jakarta

    Get PDF
    This research discussed an intervention program for guidance counseling to reduce stigma of guidance counseling service on X School Jakarta high school students. Guidance counseling is a service provided by schools to help students grow optimally. This research aimed to see the effectiveness of social media campaigns to reduce the stigma that high school students of X School Jakarta has towards the service of guidance counseling.  It also aimed to increase awareness towards the importance of mental health. This research used the approach of quantitative and qualitative analysis methods. Intervention program was a social media campaign that had been done using the feature of Instagram, such as polling and question box. The participants of this study were high school students of X School Jakarta. The result from six days of intervention showed that social media campaigns reduced the stigma towards the service of guidance counseling amongst the participants. The conclusion was that a decrease of stigma towards the guidance counseling service on high school students of X School Jakarta could be done by mental health campaigns through social media, especially Instagram

    KECEMASAN MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    ABSTRACT There have been many changes after the Covid-19 pandemic hit Indonesia. Universities has also changed. Various changes create uncertainty. This uncertainty has an impact on student anxiety. Several previous studies have shown that anxiety is related to student academic achievement. When student academic achievement becomes one of the benchmarks for higher education success, student anxiety becomes a matter of concern. It is important to look at student anxiety during the Covid-19 pandemic. The purpose of this study was to see a picture of the student's anxiety level and identify the things that cause anxiety in students. The results showed that hypothetically 74.8% of students had low anxiety, 20.7% of students had moderate anxiety, and 4.5% of students had high anxiety. Empirically most of the research subjects had moderate anxiety; the percentage of students who have high anxiety is greater than those who have low anxiety. Other results show that online lectures and friendship are two things that cause the most anxiety.   Keyword: anxiety, student, Covid-19 pandemic       ABSTRAK Banyak terjadi perubahan setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi juga mengalami perubahan. Pelbagai perubahan memunculkan ketidakpastian. Ketidakpastian ini akan berdampak pada kecemasan mahasiswa. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kecemasan terkait dengan prestasi akademik mahasiswa. Saat prestasi akademik mahasiswa menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan perguruan tinggi, kecemasan mahasiswa menjadi hal yang perlu diperhatikan. Penting untuk melihat kecemasan mahasiswa selama pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran tingkat kecemasan mahasiswa dan mengidentifikasi hal – hal yang menimbulkan kecemasan pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara hipotetik 74,8% mahasiswa mengalami kecemasan rendah, 20,7% mahasisa memiliki kecemasan sedang, dan 4,5% mahasiswa memiliki kecemasan yang tinggi. Secara empirik sebagian besar subjek penlitian memiliki kecemasan sedang; persentase mahasiswa yang memiliki kecemasan tinggi lebih besar daripada yang memiliki kecemasan rendah. Hasil lain menunjukkan kuliah daring (online) dan relasi pertemanan adalah dua hal yang paling sering ditulis mahasiswa menimbulkan kecemasan.   Kata Kunci: kecemasan, mahasiswa, pandemi Covid-1

    Pengembangan Kapasitas Pengasuh dan Orangtua Daycare Rumah Bahagia Surabaya

    Get PDF
    Daycare Rumah Bahagia (DCRB) memberikan layanan bagi anak-anak buruh agar mendapatkan pemenuhan hak pengasuhan yang optimal selama orang tua mereka bekerja di pabrik. Namun hingga saat ini DCRB belum memiliki pengasuh yang kompeten untuk Anak-Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pendidikan terakhir sebagian besar pengasuh adalah SMA. Demikian pula dengan orang tua ABK yang kurang memahami kondisi anak mereka karena sulitnya mendapatkan akses layanan kesehatan maupun psikologis, serta terkendala masalah biaya. Oleh karena itu, kegiatan pengembangan kapasitas dilakukan untuk para pengasuh dan orang tua DCRB. Tujuannya agar pengasuh dan orang tua dapat lebih memahami anak-anak berkebutuhan khusus. Kegiatan pengembangan kapasitas ini menyasar langsung orang tua dan pengasuh serta secara tidak langsung demi kesejahteraan anak-anak. Metode kegiatan pengembangan kapasitas: 1) kegiatan konseling individual untuk orang tua; 2) seminar bagi seluruh orang tua dan pengasuh; 3) pembekalan untuk pengasuh mengenai cara stimulasi dan penanganan anak berkebutuhan khusus. Selain itu, diberikan juga alat bantu untuk memetakan anak berkebutuhan khusus. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman orang tua dan pengasuh mengenai perkembangan dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Orang tua dan pengasuh juga semakin terampil dalam mengasuh dan memberikan stimulasi untuk anak berkebutuhan khusus. Pengasuh kini mampu memantau perkembangan anak dan melakukan deteksi dini ABK sehingga dapat menyusun kurikulum dan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak. Saran bagi kegiatan pengabdian masyarakat berikutnya agar melakukan analisis kebutuhan pengelolaan daycare dan memberikan pelatihan program pembelajaran individual untuk anak berkebutuhan khusus serta memberikan pelatihan yang lebih mendalam kepada pengelola daycare dan pengasuh mengenai pendidikan inklusi

    PELATIHAN KERAJINAN TANGAN DAN PEMBUKUAN KEUANGAN SEDERHANA PADA PARA IBU KOMUNITAS PEMULUNG TAMAN INDIRA

    Get PDF
    Sebagian besar warga di Komunitas Taman Indira Pondok Ranji bekerja sebagai pemulung. Kurangnya sumber pemasukan keuangan menjadi keluhan para ibu di komunitas tersebut. Intervensi ini dilakukan dengan memberikan pelatihan kerajinan tangan, yaitu membuat barang-barang yang layak jual dari barang-barang bekas. Selain itu, diberikan juga pelatihan pencatatan pembukuan keuangan sederhana agar para ibu dapat mengelola keuangan mereka dengan baik. Kegiatan intervensi ini dilakukan dengan melibatkan metode partisipasi anggota komunitas (citizen participation) yang didasari pada metode pembelajaran Kolb, yaitu concrete experience, reflective observation, abstract conceptualization, serta active experimentation. Hasil pelatihan menunjukkan para ibu mampu membuat kerajinan tangan dari barang bekas serta mampu membuat pencatatan keuangan sederhana. Hasil tambahan, para ibu menjadi lebih peduli terhadap sesamanya
    corecore